Tuesday, September 11, 2018

Belajar Sabar


Bismillahirrahmanirrahim…

Let me introduce my self first. Bukan tentang nama. Tapi tentang pekerjaan. 

Saya wanita berusia 27 tahun. Lebih 40 hari saat menulis postingan ini. Diangkat jadi Aparatur Sipil Negara saat usia saya masih 23 tahun. Seorang gadis yang tidak tahu berenang, naik kapal pun tidak pernah, tiba-tiba ditugaskan di daerah kepulauan. Ngeri-ngeri sedap.


Namanya sarjana fresh graduate, masih idealis. Kerja ikhlas demi mencerdaskan anak bangsa. Tapi, seiring waktu berlalu, saya menyadari dunia birokrasi itu kejam. Idealisme akan selalu bertentangan dengan sistem yang ada. Dan mau tidak mau karena saya sudah terjun dalam sistemnya, ya harus ikut, sekalipun bertentangan dengan hati nurani. Satu sisi, pekerjaan ini adalah amal jariyah. Tapi, di sisi lain ada dosanya juga. Dan saya berada dikedua sisinya. Ingin terlepas di salah satu sisi, tapi tidak bisa. Karena tidak ada yang mau menggantikan saya dari posisi tidak mengenakkan ini. 

Beberapa hari yang lalu, saya diundang untuk mengikuti diklat selama 5 hari. Yang menarik dari diklat kali ini adalah widyaiswara yang dihadirkan selalu menggunakan pendekatan spiritual saat membawakan materinya. Dan saya suka. Itu semacam booster, penyemangat dikala mumet sama kerjaan sekolah yang terlalu banyak mudharatnya. Jadi motivasi untuk bekerja lebih ikhlas. Badai pasti berlalu, katanya. Perbanyak stok sabar.

Dua hari sebelum diklat sempat down, stressed out. Sampai teman kos ,yang sehari-harinya nongkrong di kamar, bingung saya kenapa. Jarang makan, soalnya nangis mulu. Telpon mamak mulu. Curhat mau pindah sampai termehek-mehek. Karena pindahnya ASN tidak semudah kedip mata. Jadilah, saya cuma bisa nangis-nangis sendiri. Saat itu, rasanya mau berhenti jadi pegawai. Mau nikah saja, trus jadi IRT full time ngurus suami. Tapi, takut mengecewakan orang tua kalo sampai berhenti. 

Beruntung, saya langsung diundang diklat di Hotel Grand Imawan. Jadi, ada semacam pengalihan pikiran. Dapat teman sekamar ibuk-ibuk dengan hijab syar’inya. Beliau istri dari dosen di kampusku. Awal ketemu, beliau yang ajak sekamar. Karena saya memang belum janjian sekamar dengan siapapun, jadinya saya mengiyakan. Alhamdulillah, saya dan beliau satu frekuensi. Sekalipun, ya beliau sudah berumur. Anak tertuanya Cuma beda 3 tahun dengan saya. Tapi, enak banget diajak curhat. FYI, saya jarang mau curhat ke orang yang baru ketemu. Kecuali saya merasa nyaman dengan orang itu.

Saya banyak belajar dari beliau. Tentang pengalaman hidupnya. Bagaimana beliau berjuang untuk bersekolah ditengah keterbatasan ekonomi. Bagaimana beliau bisa dilamar oleh dosennya sendiri. Bagaimana ia mempertahankan rumah tangganya saat ada orang yang selalu menyakiti beliau dengan ilmu sihir (pake dukun gitu). Soalnya banyak yang iri ketika beliau dinikahi oleh si Bapak dosen. Bertahun-tahun merasakan sakit yang tidak terdiagnosa oleh dokter. Tapi, beliau tetap sabar dan masih berusaha mempertahankan rumah tangganya. Sampai akhirnya orang yang mengirim ilmu sihir tersebut meninggal, dengan izin Allah, beliau kembali sehat. 

Bukan hanya cobaan di keluarga. Cobaan di pekerjaan pun, banyak. Beliau tinggal di Makassar. Ditugaskan menjadi guru di salah satu SMA Negeri di Pangkep. Dan hebatnya, dia bisa pulang pergi tiap hari naik angkutan umum selama 10 tahun, dari tahun 1996 sampai 2006. Kurang sabar apa lagi ibuk ini?! Seorang Istri, juga Ibu sekaligus guru yang tangguh. Mendengar kisahnya, membuat saya merasa kalo masalah saya tidak ada apa apanya. Masih terlalu dini untuk menyerah.

Beliau banyak sekali memberi masukan dan nasihat. Awal-awal sempat dijodohkan sama anak sulungnya. Meskipun nda yakin juga ibuknya serius atau tidak. Tapi, tetap saja saya ngomong kalo sudah ada yang komitmen duluan. Sebenarnya saya tidak menutup diri. Siapa saja yang datang duluan dan diterima orang tua ya silakan. Saya bukan pemilih, jadi ikut saja. Perihal jodohnya siapa, ya biarlah jadi urusan Allah dan orang tua. 

Satu kesyukuran, karena Allah selalu mempertemukan saya dengan orang yang baik. Semoga senantiasa dipertemukan dengan orang baik hingga ajal menjemput.

Fastabiqul Khaerat!
Wassalam 



1 comment:

  1. Listen...

    This may sound kind of weird, and maybe even a little "strange"

    BUT what if you could just click "PLAY" and LISTEN to a short, "musical tone"...

    And miraculously attract MORE MONEY to your life???

    I'm talking about thousands... even MILLIONS of DOLLARS!!

    Think it's too EASY??? Think this couldn't possibly be for REAL??

    Well then, Let me tell you the news..

    Usually the most magical blessings in life are the SIMPLEST!!

    Honestly, I will provide you with PROOF by letting you PLAY a real-life "miracle money tone" I've synthesized...

    You just click "PLAY" and the money will start coming into your life... starting almost INSTANTLY...

    CLICK here to PLAY this wonderful "Miracle Money Tone" - it's my gift to you!!

    ReplyDelete

Welcome to my ecek ecek blog

Selamat membaca...