Bismillahirrahmanirrahim…
Let me introduce my self first.
Bukan tentang nama. Tapi tentang pekerjaan.
Saya wanita berusia 27 tahun. Lebih
40 hari saat menulis postingan ini. Diangkat jadi Aparatur Sipil Negara saat
usia saya masih 23 tahun. Seorang gadis yang tidak tahu berenang, naik kapal
pun tidak pernah, tiba-tiba ditugaskan di daerah kepulauan. Ngeri-ngeri sedap.
Namanya sarjana fresh
graduate, masih idealis. Kerja ikhlas demi mencerdaskan anak bangsa. Tapi,
seiring waktu berlalu, saya menyadari dunia birokrasi itu kejam. Idealisme akan
selalu bertentangan dengan sistem yang ada. Dan mau tidak mau karena saya sudah
terjun dalam sistemnya, ya harus ikut, sekalipun bertentangan dengan hati
nurani. Satu sisi, pekerjaan ini adalah amal jariyah. Tapi, di sisi lain ada
dosanya juga. Dan saya berada dikedua sisinya. Ingin terlepas di salah satu
sisi, tapi tidak bisa. Karena tidak ada yang mau menggantikan saya dari posisi
tidak mengenakkan ini.
Beberapa hari yang lalu, saya
diundang untuk mengikuti diklat selama 5 hari. Yang menarik dari diklat kali
ini adalah widyaiswara yang dihadirkan selalu menggunakan pendekatan spiritual
saat membawakan materinya. Dan saya suka. Itu semacam booster,
penyemangat dikala mumet sama kerjaan sekolah yang terlalu banyak mudharatnya. Jadi
motivasi untuk bekerja lebih ikhlas. Badai pasti berlalu, katanya. Perbanyak
stok sabar.
Dua hari sebelum diklat sempat down,
stressed out. Sampai teman kos ,yang sehari-harinya nongkrong di kamar, bingung
saya kenapa. Jarang makan, soalnya nangis mulu. Telpon mamak mulu. Curhat mau
pindah sampai termehek-mehek. Karena pindahnya ASN tidak semudah kedip mata.
Jadilah, saya cuma bisa nangis-nangis sendiri. Saat itu, rasanya mau berhenti
jadi pegawai. Mau nikah saja, trus jadi IRT full time ngurus suami.
Tapi, takut mengecewakan orang tua kalo sampai berhenti.
Beruntung, saya langsung diundang
diklat di Hotel Grand Imawan. Jadi, ada semacam pengalihan pikiran. Dapat teman
sekamar ibuk-ibuk dengan hijab syar’inya. Beliau istri dari dosen di
kampusku. Awal ketemu, beliau yang ajak sekamar. Karena saya memang belum
janjian sekamar dengan siapapun, jadinya saya mengiyakan. Alhamdulillah,
saya dan beliau satu frekuensi. Sekalipun, ya beliau sudah berumur. Anak
tertuanya Cuma beda 3 tahun dengan saya. Tapi, enak banget diajak curhat. FYI,
saya jarang mau curhat ke orang yang baru ketemu. Kecuali saya merasa nyaman
dengan orang itu.
Saya banyak belajar dari beliau.
Tentang pengalaman hidupnya. Bagaimana beliau berjuang untuk bersekolah
ditengah keterbatasan ekonomi. Bagaimana beliau bisa dilamar oleh dosennya
sendiri. Bagaimana ia mempertahankan rumah tangganya saat ada orang yang selalu
menyakiti beliau dengan ilmu sihir (pake dukun gitu). Soalnya banyak yang iri
ketika beliau dinikahi oleh si Bapak dosen. Bertahun-tahun merasakan sakit yang
tidak terdiagnosa oleh dokter. Tapi, beliau tetap sabar dan masih berusaha
mempertahankan rumah tangganya. Sampai akhirnya orang yang mengirim ilmu sihir tersebut
meninggal, dengan izin Allah, beliau kembali sehat.
Bukan hanya cobaan di keluarga.
Cobaan di pekerjaan pun, banyak. Beliau tinggal di Makassar. Ditugaskan menjadi
guru di salah satu SMA Negeri di Pangkep. Dan hebatnya, dia bisa pulang pergi
tiap hari naik angkutan umum selama 10 tahun, dari tahun 1996 sampai 2006. Kurang
sabar apa lagi ibuk ini?! Seorang Istri, juga Ibu sekaligus guru yang tangguh.
Mendengar kisahnya, membuat saya merasa kalo masalah saya tidak ada apa apanya.
Masih terlalu dini untuk menyerah.
Beliau banyak sekali memberi
masukan dan nasihat. Awal-awal sempat dijodohkan sama anak sulungnya. Meskipun
nda yakin juga ibuknya serius atau tidak. Tapi, tetap saja saya ngomong kalo
sudah ada yang komitmen duluan. Sebenarnya saya tidak menutup diri. Siapa saja
yang datang duluan dan diterima orang tua ya silakan. Saya bukan pemilih, jadi
ikut saja. Perihal jodohnya siapa, ya biarlah jadi urusan Allah dan orang tua.
Satu kesyukuran, karena Allah
selalu mempertemukan saya dengan orang yang baik. Semoga senantiasa
dipertemukan dengan orang baik hingga ajal menjemput.
Fastabiqul Khaerat!
Wassalam
Listen...
ReplyDeleteThis may sound kind of weird, and maybe even a little "strange"
BUT what if you could just click "PLAY" and LISTEN to a short, "musical tone"...
And miraculously attract MORE MONEY to your life???
I'm talking about thousands... even MILLIONS of DOLLARS!!
Think it's too EASY??? Think this couldn't possibly be for REAL??
Well then, Let me tell you the news..
Usually the most magical blessings in life are the SIMPLEST!!
Honestly, I will provide you with PROOF by letting you PLAY a real-life "miracle money tone" I've synthesized...
You just click "PLAY" and the money will start coming into your life... starting almost INSTANTLY...
CLICK here to PLAY this wonderful "Miracle Money Tone" - it's my gift to you!!