Bismillahirrahmanirrahim…
Di tulisan kali ini, saya berusaha "recalling memory", berbagi kisah
yang mulai kabur dari ingatan. Saya sadar, kemampuan mengingat saya mulai
memudar. Makanya nulis, sebagai pengingat bahwa ada doa ibu yang menyertai saya jadi manusia. Saya panggilnya mamak sih bukan ibu 😂
Semoga bermanfaat bagi anak cucu saya. Haha. Insyaa Allah yaa, klo yang
datang lebih dulu jodohnya bukan ajal. Atau untuk dijadikan pelajaran bagi orang-orang
yang nyasar di blog ini. Baik yang kenal ataupun tidak kenal.
Jadi, kita mulai dari tahun 2009, awal mula mau
masuk kuliah.
Kelas XII SMA itu masa paling galau. Sejak SD sampai kelas XI
SMA klo ditanya cita-cita selalu bilang, “Mau jadi dokter”. Bukan dari
hati, tapi spontan saja karena paling gampang disebut. Cita-cita sejuta ummat lah
pokoknya . Apalagi beberapa guru yang kenal ortu saya tahu kalau 2 orang
kakak saya kuliah di kedokteran. Jadi, semacam menaruh harapan tinggi ke saya. Entah
mengapa saat itu saya tidak mau seperti harapan mereka. Waktu itu undangan
bebas tes dari Unhas yang masuk ke sekolah, tidak saya gubris, padahal cuma setor kopian rapor. Peringkat mendukung sebenarnya, karena selalu masuk 3 besar di kelas. Cuma ya tidak ada minat
jadi dokter.
Harapan orang tua agar saya kuliah di kedokteran sangat besar. Alasannya karena diktat kakak saya mahal-mahal. Kalo saya kulia di kedok saya
bisa pake lagi, jadi bisa menghemat biaya kuliah. FYI, kedua kakak saya lulus
kedok jalur UMPTN, jadi biaya SPP-nya sama kayak anak kuliahan pada umumnya. Cuma ratusan ribu. Yang mahal itu buku dan alat praktiknya.
Pada saat mama tau klo ada undangan jalur bebas tes dari
Unhas dan saya tidak ikut, beliau kecewa bukan main. Tapi, apa mau dikata,
pendaftara sudah tutup. Yang ada hanya undangan bebas tes dari UNM. Tanpa pikir
panjang, mama langsung suruh ikut. Saya yang sama sekali tidak tau wujud kampus
UNM macam apa, secara semua kakak kuliahnya di UNHAS, nurut saja kata orang tua. Dari
semua pilihan program studi yang ditawarkan, tidak ada satupun yang menarik
hati. Akhirnya, mama yang pilih prodi sesuai keinginannya. Pendidikan Biologi.
Selang beberapa lama pengumuman kelulusan keluar. Nama saya
ada diantara peserta yang lulus administrasi. Tapi tidak ada sedikitpun rasa
bangga atau senang dalam hati. Biasa saja. Karena bukan keinginan hati. Peserta yang lulus adminitrasi harus ikut seleksi selanjutnya, yakni tes potensi akademik. Pada saat
itu saya berdoa semoga tidak lulus. Tapi, doa saya tidak diijabah. Ternyata doa mama lebih makbul. Lagi-lagi saya
lulus 😂
Saya tidak mau berhenti di situ. Masih mencoba peruntungan dengan mendaftar di PTN
lain lewat jalur SNMPTN. Kalau sekiranya lulus di jurusan yang lebih baik, semoga saya tidak kuliah
di UNM.
Jurusan yang amat sangat saya inginkan waktu itu adalah
farmasi, karena saya senang menggambar. Kakak sepupu yang kuliah di farmasi
sering sekali menggambar tanaman obat waktu kuliah. Makanya saya tertarik.
Sayangnya, orang tua tidak merestui. Sayapun mengajukan pilihan teknik elektro ke ortu.
Lagi-lagi tidak direstui. Akhirnya saya biarkan orang tua yang menentukan
jurusannya. Pilihan pertama kedokteran dan pilihan kedua fakultas kesehatan
masyarakat. Kata ortu, klo saya lulus pilihan pertama, maka tidak apa jika saya
lepaskan Pendidikan Biologi UNM. Tapi klo saya hanya lulus di pilihan kedua,
saya bebas memilih FKM atau Pendidikan Biologi. Okelah saya nurut saja.
Mulai kakak pertama sampai keempat, ikut bimbel di JILC. Persiapan sebelum seleksi masuk PTN. Cuma saya yang tidak bimbel karena
memikirkan biaya yang harus dikeluarkan ortu. Jadi, saya belajarnya dari buku-buku soal
kakak waktu bimbel dulu.
Saya di tes tulis di kampus lama Unhas, di sekitar Al Markaz.
Hari pertama ujian tidak terlalu berat. Masih PeDe bisa lulus kedok. Hari kedua SNMPTN bertepatan dengan
hari pendaftaran ulang dan pembayaran biaya awal kuliah di UNM. Jadi, begitu
selesai tes, saya langsung ke UNM bayar biaya kuliah, karena ya aroma-aromanya
saya tidak lulus kedok. Soalnya yang hari kedua materi tesnya susah-susah 😑. Benar saja, sebulan kemudian, pengumuman SNMPTN
keluar, saya nda lulus kedok. Hanya lulus di pilihan kedua, Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas.
Setelah menimbang-nimbang pilihan antara Unhas dan UNM, FKM
dan Pendidikan Biologi. Jatuhlah pilihan ke UNM, dengan pertimbangan, sudah
terlanjur dibayar biaya kuliahnya, bisa beramal jariyah dan biar beda dari kakak-kakak tempat kuliahnya. Kalo kuliah di Unhas semua kan terlalu mainstream ya. Padahal
dari segi jarak ke rumah ya lebih dekat Unhas. Akhirnya ngekos lah sekitar
kampus UNM di Parang Tambung.
Awal-awal kuliah ya so-so. Setengah hati gitu. Tapi, lama
kelamaan dinikmati. Soalnya saya suka gambar-gambar. Nah, praktikum mata kuliah
tumbuhannya selalu gambar-gambar tumbuhan. Makanya mulai suka. Tapi, kuliah di
Biologi juga luar biasa “Pressure”nya. Nda ada libur. Tugas kuliah luar
biasa banyak. Belum lagi harus buat laporan praktikum 3-4 laporan per pekan. Hafal
nama latin tumbuhan sampai 500 sebagai syarat lulus mata kuliah tumbuhan. Cari
bahan praktikum sampai keliling makassar. Bagi tugas sama teman sih ini, tapi
tetap saja berat karena banyak bahan.
Sepadat-padatnya kuliah saya masih bisa ikut tarbiyah dan
tartil waktu itu. Alhamdulillah nilai juga selalu bagus sekalipun gaya belajar saya ya
biasa saja. Nda ada yang menonjol. Hehe. Tapi, semua berubah ketika saya mulai
kerja jadi tentor di salah satu bimbingan belajar di Makassar. Tarbiyah dan
tartil sudah nda sempat. Sering absen kuliah sampai dikasi nilai error sama dosen. Sering
telat masuk dan bohong sama dosen. Ijinnya ada acara keluarga padahal mau pergi
ngajar. Pas ketahuan salah satu dosen, saya nda
pernah dikasi nilai bagus. Mau belajar sampe tattiling-tiling ya nilai akan
sampe di B saja. Satu yang saya pelajari di sini adalah ketika saya disibukkan
dengan tarbiyah, nilai selalu bagus sekalipun nda belajar. Pas berhenti
tarbiyah, eh urusan dunia nda ada beres. Haha…Peringatan ini. Jangan diikuti gaes...
Alhamdulillah setelah 4 tahun 1 bulan kuliah di jurusan yang
mama pilihkan. Gelar sarjana pun melekat dibelakang nama.
Bersambung….
Okay...
ReplyDeleteThis may sound a little weird, maybe even a little "strange"
BUT what if you could simply hit "PLAY" and listen to a short, "miracle tone"...
And miraculously attract MORE MONEY into your life??
What I'm talking about is BIG MONEY, even MILLIONS of DOLLARS!!!
Think it's too EASY?? Think this couldn't possibly be for REAL?!?
Well, Let me tell you the news..
Many times the largest miracles life has to offer are the EASIEST!!!
Honestly, I'm going to provide you with PROOF by letting you PLAY a REAL "magical money tone" I've synthesized...
You simply hit "PLAY" and the money will start coming into your life.. starting pretty much right away..
TAP here now to experience the magical "Miracle Abundance Tone" - it's my gift to you!!!